Informasi dan Komunikasi
TANGGAPAN ATAS KOMENTAR
4 Februari Sampai Dengan 11 Februari 2013
Imam Syafi’i05-02-2013. Alhamdulillaah dan terimakasih apabila pada web ada yang dapat membantu panjenengan. Namun agar dikoreksi dan seterusnya terlebih dahulu. Apabila ada yang panjenengan kasokan mengkopi (sebisa ekopi), silahkan jika dan selama tidak mejadikan kabur dan lain-lain dan selama menjadi kebaikan bersama. Namun diberitahukan bahwa buku “Alternatif Materi Persiapan” yang dipinjamkan sudah ada yang selesai (lihat di bagian akhir tulisan ini).
Muhammad Nashir07-02-2013 dan11-02-2013. Wa‘alaikumussalaam Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
a. Terima kasih atas klarifikasinya (dengan harapan tidak jauh dari pamangghi panjenengan) yaitu memang yang lazim dan sudah rata-rata mengakuinya adalah tentang seputar “Manfaat dan/atau mengambil manfaat”. Akan tetapi yang kami maksud dengan istilah “Ibarat tulisan” (walaupun kami tidak tahu yang sebenarnya) adalah sejak 2005 beberapa pihak yang menanggapi diskusi kami hanya terjebak pada bahasa yang hanya seperti untuk tulisan dan sebagainya sedangkan “Pembahasaan” dan “Bahasa” (sepertinya) masih membutuhkan penyimpulan dari beberapa aspek mungkin utamanya adalah: 1) pembicaraan itu sendiri, 2) tindak tanduk atau perilaku dan perbuatan pada saat itu, dan 3) penilaian dari sisi Lisaanil-haal. Sehingga sampai sekarang kami masih belum merasa puas karena diduga apa yang kami rasakan masih belum tersampaikan (belum mendapat transformasi yang baik) pada beberapa teman. Dan sebab itulah kami menduga adanya serupa tapi tidak sama à yang berakibat dan berdampak pada orang lain. Namun kami masih belum dapat memastikannya. Inilah yang membuat kami terpanggil mengajukan kebutuhan terhadap labfor. sejak 2011. Namun sayangnya sekarang (2013) rata-rata teman kami secara fisik sudah berjauhan (sudah waktunya berkeluarga), sehingga harapan kami untuk pembahasan bersama dihadapan beberapa ulama dan pemerintah menurut kami dapat dikatakan sudah gagal. Dengan merasakan gagalnya harapan sejak 2006 tersebut maka kami terpanggil untuk keluar dari lingkungan sejak pertengahan 2012, karena: a) apabila kami menggunakan yang semestinya (yang menurut kami baik) maka beberapa teman bingung, b) tapi apabila terus mengimbangi (beberapa teman) khawatir semakin merasa sama padahal tidak. à Sehingga kami memilih tinggal di kota Jember bahkan merencanakan di Surabaya. Adapun tentang tempat sudah kami mencari dan mendapat kontrakan, tinggal menunggu kepastian di mana yang mungkin lebih dekat dengan pemahaman yang utuh,
b. Tentang harapan-harapan khususnya tentang bantuan kami sangat membutuhkannya, namun sampai sekarang masih mendapat kesulitan untuk membahasakan secara teknis sehingga mencari / menunggu kesempatan yang lebih memadai. Wassalaamu‘alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Abdul Hamidtanggal 09-02-2013, 11-02-2013, dan 11-02-2013. Wa‘alaikumussalaam Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
a. Tentang mungkin tidaknya tulisan dibaca agar ditanyakan pada Sdr. Eko Suwandono (www.facebook/suwandonoeko),
b. Maksud istilah kuda hitam insyaaAllaah, akan dijelaskan di bagian akhir tulisan ini
c. Engghi misami saporaan dan memang saling pengertian saat-saat ini sangat dibutuhkan terlebih kami sering menelpon mendadak. Atas segalanya kami ucapkan terima kasih Wassalaamu‘alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Shalehoddin Siraj09-02-2013.Terima kasih atas berkenannya mengunjungi web/facebook (yang kami juga ikut menggunakan sejak pertengahan september 2012), namun agar diketahui bahwa semua yang dari kami belum tentu benar dan belum tentu sesuai maka membutuhkan koreksi dan seterusnya.
Humamul Muta‘allimin11-02-2013. Wa‘alaikumussalaam Warahmatullaahi Wabarakaatuh. Terima kasih atas pertanyaannya. Memang pertanyaan panjenengan sangat wajar. Sehingga insyaaAllaah akan dicantumkan di bagian akhir tulisan ini. Wassalaamu‘alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Imam Syafi’i11-02-2013.Terima kasih atas usulannya. Memang ini rawan pemahaman sehingga insyaaAllaah, kami akan menjelaskan di bagian akhir tulisan.
Imam Ri11-02-2013.Wa‘alaikumussalaam Warahmatullaahi Wabarakaatuh. Terima kasih atas kunjungan dan pertanyaan panjenengan. Namun mohon maaf kami sendiri dalam keadaan galau sehingga tidak dapat memberi banyak komentar, tapi (W) secara umum segala sesuatu ada hikmaknya yaitu dibalik itu ada banyak .... Akan tetapi kami tidak bisa melanjutkannya (agar ditanyakan saja pada ahlinya). Namun diantara yang rawan adalah apabila tidak ada pengendalian dan sebagainya. Sehingga kami akhiri sementara dan (jika berkenan) agar dibaca beberapa tulisan kami sebelumnya. Namun agar berhati-hati (untuk menghindari cangkolang). Karena Kyai atau Syaikh lembaga yang panjenengan bantu dalam kepengurusan sudah jauh lebih sepuh dan sangat mumpuni dalam hal itu. Sehingga jika membaca tulisan kami agar tidak menjadi hambatan atau ibarat bumerang (mohon maaf untuk sementara tidak mempunyai istilah lagi). Alhasil jika membaca tulisan kami, agar lebih berhati-hati karena membutuhkan penilaian tentang ridla / tidak ridla beliau) jika tulisan kami ini ada yng berkaitan dengan kelembagaan tersebut. Wassalaamu‘alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Penjelasan tentang maksud kami dalam
menggunakan istilah “Mencari dan menunggu Kuda Hitam”
Tentang istilah kuda hitam sering didengar dalam turnamen (biasanya kejutan yang tidak terduga) namun yang dimaksud dalam hal ini adalah “Fungsi-fungsi” atau “Pihak-pihak” yang mungkin bisa memotori agar bisa bergerak sesuai dengan benar dan semestinya yaitu agar tidak stagnan atau agar tidak hanya berjalan ditempat.
Karena selama ini (sepertinya) masih belum dapat berjalan. Dan walaupun sepertinya berjalan namun masih belum sebagaimana diharapkan seperti
1. Pengiriman surat sudah dilakukan namun diduga dari Jember belum ada tanggapan memadai dan/atau bukan yang dituju. Sehingga mengambang. Yakni kami salah satu masyarakat Jember “Apakah wajar jika hubungan dan komunikasi dengan beberapa ulama dan aparat (setempat) belum stabil ?”,
2. Pertemuan. Namun diduga masih terdapat perbedaan dalam pembahasaan dan diduga belum ada pemahaman bersama. Sehingga (selain dari faktor lainnya) kegiatan kami semakin terbengkalai, karena perkembangan bahasa beberapa teman masih berbeda dengan perkembangan pemahaman kami, namun mohon maaf agar tidak tersinggung karena ini bukan akibat yang sekarang tapi akibat beberapa hal kasarnya dugaan oknum sejak sebelumnya, namun jangan terlalu menampakkan istilah ini karena seakan-akan mencari kambing hitam yaitu kami hanya ingin memberitahukan agar panjenengan tahu bahwa diduga yang terjadi (serupa tidak sama) sekarang adalah merupakan korban akibat oknum,
3. Pemasangan banner di salah satu toko, itupun dirasa belum cukup,
4. Peminjaman buku pada beberpa orang sejak 2009, juga dilema: a) apabila sedikit saja, khawatir terlalu memilih, b) apabila banyak, khawatir menjadi penguasaan (namun tentang rasa ingin menguasai dalam hati kami selalu ada). Inilah yang membutuhkan bekerja sambil berperang melawan nafsu diri sendiri.
5. Pemasangan bendera di sekitar lingkungan, itupun dirasa belum cukup,
6. Pemasangan bendera di beberapa daerah, itupun sepertinya masih belum cukup. Tapi sebagaimana sebelumnya yaitu AWAS! Ini membutuhkan kehati-hatian (lihat poin nomor 2 yaitu tentang penggunaan istilah kambing hitam dan korban),
7. Membuat bendera sekitar 400 lebih. Yaitu yang sekitar 150 sudah dipasang, adapun lainnya masih mendapat kesulitan untuk menempatkan dan penentuan wilayah yang sesuai dengan kebutuhan normatif yakni menggunakan parameter keseimbangan dengan parameter normatif,
8. Mencetak buku sebanyak 15.000, namun yang selesai sekarang sekitar 5000 yaitu sekitar: a) 3225 di Surabaya, b) 240 di Jakarta, c) 200 di Lumajang. Sedangkan di Jember d) 200 di Rambipuji, e) 900 di Sumbersari, f) 40 di Mayang, dan g) 140 di Bondowoso.
9. Sticker kecil sudah ada sekiitar 8.000 namun juga masih menunggu kuda hitam,
10. Kebutuhan segera adanya upaya konkrit agar fungsi ulama dan pemerintah semakin diperjelas dan agar kami lebih mendapat kejelasan dan kepastian tentang fungsi-fungsi tersebut yang lebih jelas, benar, dan semestinya.
Oleh karena itu kami terpanggil untuk memunculkan istilah kuda hitam (karena belum mempunyai istilah lain) maksudnya yaitu “Fungsi-fungsi” atau “Pihak-pihak” yang bisa memotori dan bergerak, sesuai, benar, dan semestinya. Yaitu agar tidak stagnan atau agar tidak hanya berjalan ditempat. Karena apabilla tidak secepatnya khawatir berbarengan dengan pesta demokrasi mengingat kesempatan kami (yang diperkirakan lebih memungkinkan) hanya sekitar 3 (tiga) atau 4 (empat) bulan lagi.
Walhaashil mengingat kami sudah terlalu krisis maka perlu adanya motor penggerak (walaupun luar struktur) yang dapat menggerakkan fungsi-fungsi, sesuai visi dan misi, serta mengetahui kebutuhan intern dan ekstern.
Karena (penggerak yang ibarat ta’diyyah tersebut) belum diperoleh apalagi kami tidak berpengalaman dalam berorganisasi dan belum tahu tentang forum secara program maka yang dilakukan adalah pengedaran buku saku “Alternatif Materi Persiapan” namun yang sedang ditunggu adalah
a. Siapa atau siapa saja yang ingin atau berminat untuk meminjamnya ...?
b. Di mana atau di mana saja alamatnya ...?
Catatan:tentang pinjam-meminjam (bukan jual beli), karena semua yang dari kami belum tentu benar, apalagi besifat sementara (karena masih menunggu Imam Al-Mahdi [menurut beberpa sumber]) sehingga jika rusak atau hilang tanpa sengaja maka kami memaklumi (tidak perlu diganti) yang penting kami segera diberitahukan.
File Aslinya :