Informasi dan Komunikasi















khoirudin mustofa:
08-11-2015 / 22:29:48
Assalamu alaikum wr.wb. Sejatinya suasana perang atau perang itu sendiri telah kita alami. (1) Perang melawan diri sendiri, (2) perang demi kekuasaan dan (3) perang untuk penguasaan/menguasai. Hanya saja seringkali kita beraada dalam posisi selalu kalah. Nafsu lebih mendominasi dari iman. Kemudian kita hanya dijadikan alat untuk menuju kursi kekuasaan hanya dengan salam tempel ala kadarnya. Selanjutnya kita menjadi korban pihak2 kapitalis. Di mana posisi kita seharusnya? Kita harus menjadi pelaku, bukan penonton lebih2 rela menjadi korban. Bagaimana? Menjadi pejuang yang harus berani dengan gagah berani mengikrarkan diri perang terhadap diri sendiri, dan segala bentuk hal2 yang lebih mengedepankan kepentingan pribadi. Karena itu, dibutuhkan pejuang yang memahami ideologi yang layak dan shahih serta logis. Wallahu alam.